1.
Evaluasi dan
Akuntabilitas dalam Pendidikan
عَنْ عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : حَاسِبُوْا اَنْفُسَكُمْ قَبْلَ اَنْ تُحَاسَبُوْا تَزَيَّنُوْا
لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخَفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى
مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِيْ الدُّنْيَا
Dari Umar Ibnul
Khattab R.A beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Adakanlah perhitungan
terhadap diri kalian sebelum kalian diperhitungkan”.
Hadits diatas adalah perintah nabi
kepada umatnya untuk mengadakan evaluassi khususnya terhadap diri individu
masing-masing. Begitu juga dalam hal pendidikan, evaluasi dibutuhkan guna
mengetahui sejauhmana peserta didik memahami atas apa yang mereka pelajari.
Evaluasi pada dasarnya adalah
memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu.
Proses belajar dan mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut
dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah
menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil yang diperoleh dari penilaian
dinyatakan dalam bentuk hasil belajar. Oleh karena itu tindakan atau kegiatan
tersebut dinamakan hasil belajar.
Dalam menjalankan misi pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar penguasaan sahabat terhadap materi pelajaran, nabi SAW juga mengevaluasi sahabat-sahabatnya. Dengan mengevaluasi sahabat-sahabat, rasulullah mengetahui kemampuan para sahabat dalam memahami ajaran agamaatau dalam menjalankan tugas. Untuk melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan, rasulullah SAW sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat al-qur’an dihadapannya dengan membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru.
Dalam menjalankan misi pendidikan, untuk melihat tingkat atau kadar penguasaan sahabat terhadap materi pelajaran, nabi SAW juga mengevaluasi sahabat-sahabatnya. Dengan mengevaluasi sahabat-sahabat, rasulullah mengetahui kemampuan para sahabat dalam memahami ajaran agamaatau dalam menjalankan tugas. Untuk melihat hasil pengajaran yang dilaksanakan, rasulullah SAW sering mengevaluasi hafalan para sahabat dengan cara menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat al-qur’an dihadapannya dengan membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru.
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُما اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٍ عَنْ رَاعِيَّتِهِ فَالْأَمِيْرُ الَّذِيْ
عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى اَهْلِ
بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٍ عَلَى بَيْتِ
زَوْجِهَا وَوَلِدِهَا وَهِيَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ
سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ وَ
مَسْئُوْلٌ عَنْ رَاعِيَّتِهِ (مُتَفَقٌ عَلَيْهِ)
Dari Abdillah bin Umar R.A. sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda : “Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban
atas kepemimpinannya. Kepala negara yang memimpin manusia (masyarakat)nya, akan
dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpin. Suami itu pemimpin terhadap
keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka . Istri
adalah pemimpin atas rumah tangga, suami dan anaknya, dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Hamba sahaya adalah pemimpin
atas harta tuannya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap harta
tuannya itu. Ketahuilah, setiap kamu itu pemimpin dan setiap pemimpin akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (Muttafaqun ‘Alaih)