PENDAHULUAN
Sebagai makluk sosial, manusia memang tidak mungkin hidup
sendiri tanpa ada orang kain bersamanya, apakah itu dalam keluarga, dalam
kehidupan bermasyarakat, di kantor dan sebagainya. Dari hari pertama
dilahirkan, kita sudah merupakan bagian dari kelompok yang dikenal sebagai
keluarga; kita tidak mungkin dapat bertahan hidup pada menit-menit pertama,
minggu-minggu pertama tanpa bantuan dari kelompok (keluarga). Dan melalui
keluarga ini pula kita mulai belajar bagaimana harus bersosialisasi, yang mana
nantinya merupakan dasar dari pola tingkah laku dan pola berfikir serta
mendidik kita agar mempunyai perspektif tertentu terhadap diri sendiri dan
dunia luar atau lingkungan. Selanjutnya, hari demi hari kita lalui bersama
kelompok, dari satu kelompok ke kelompok yang lain, baik formal maupun
informal. Dan dalam kelompok-kelompok ini interaksi kita dengan orang lain
dalam kelompok tidak dapat terhindarkan. Dari berbagai studi tentang prilaku
dan kepribadian menunjukkan bahwa bentuk perlakuan yang diterima seseorang
dalam kelompoknya mempunyai konstribusi yang cukup besar dalam menentukan
identitas kepribadian seseorang.[1]
Dari keterangan diatas, dapat kita lihat bahwa kehidupan
dalam kelompok sangatlah dinamis. Semakin efektif suatu kelompok, semakin baik
pula kualitas kehidupan anggota-anggotanya. Maka, dalam pembahasan kali ini
penulis akan membahas mengenai Dinamika Kelompok.
A.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Dinamika Kelompok
Kata Dinamika berasal dari bahasa Yunani “Dynamics”
yang bermakna “Kekuatan” (force). “Dynamics is facts or concepts
which refer to conditions of change, expecially to forces”.
Menurut Slamet Santosa, dinamika berarti tingkah laku
warga yang satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal
balik. Jadi, dinamika berarti adanya interaksi interdependensi antara anggota
kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbal balik dan
antara anggota dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi
karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus
berada dalam kelompok itu. Karenanya dapat disimpulkan bahwa Dinamika ialah kedinamisan atau
keteraturan yang jelas dalam hubungan secara psikologis.[2]
Sherif
berpendapat Kelompok adalah unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu
yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur,
sehingga diantara individu itu sudah terdapat pengembagian tugas, struktur dan
norma-norma tertentu.
Slamet Sentosa
mengatakan bahwa kelompok adalah suatu unit
yang terdapat beberapa individu yang mempunyai
kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan
persepsi.
Kemudian definisi
singkat dinamika kelompok yang dikemukakan oleh Jacobs, Harvill dan Manson,
dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi hubungan timbal
balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota kelompok dengan
pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok.[3]
Sedangkan
Benyamin B. Wolman menyebutkan dinamika kelompok adalah studi tentang hubungan
sebab akibat didalam kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang
terjadi didalam kelompok, teknik-teknik untuk mengubah interpersonal dan attitude
didalam kelompok.
Berdasarkan
dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok adalah studi
tentang interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan
yang lain dengan adanya feed back dinamis atau keteraturan yang jelas
dalam hubungan secara psikologis antar individu sebagai anggota kelompok dengan
memiliki tujuan tertentu.
B.
Proses Terbentuknya Kelompok
Individu memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhannya,
namun potensi yang ada pada individu yang bersangkutan terbatas sehingga
individu harus meminta bantuan kepada individu lain yang sama-sama hidup satu
kelompok. Dalam keadaan seperti ini, individu berusaha mengatasi kesulitan yang
ada pada dirinya melalui prinsip escapism artinya salah satu bentuk
pelarian diri dengan mengorbankan pribadinya dan mempercayakan pada orang lain
yang menurut pendapatnya memiliki suatu yang ada pada dirinya. Bentuk
penyerahan diri seperti ini mengakibatkan timbulnya perasaan perlunya kemesraan
di dalam kehidupan bersama. Artinya, individu tidak dapat hidup tanpa kerja
sama dengan individu lain.[4]
Kemudian Shaw (1979), mengemukakan ada 6 karakteristik
atau ciri suatu kelompok, yaitu:[5]
a.
Persepsi dan kognisi anggota kelompok
b.
Motivasi dan kebutuhan kepuasan (need statisfaction)
c.
Tujuan kelompok (group goal)
d.
Organisasi kelompok
e.
Ada ketergantungan antara anggota kelompok
f.
Interaksi
Sedangkan menurut Reitz (1977), kelompok
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.
Terdiri dari dua orang atau lebih
b.
Berinteraksi satu sama lain
c.
Saling membagi beberapa tujuan yang sama
d.
Melihat dirinya sebagai suatu kelompok
C.
Peranan Interaksi Sosial dalam Dinamika
Kelompok
Dalam suatu pengelompokan, gejala kejiwaan yang timbul
antaranggota kelompok adalah dikarenakan adanya interaksi sosial. Hal ini
sebagaimana diungkapkan oleh Bales maupun Himans. Interaksi sosial individu
dipandang sebagai akibat adanya struktur kelompok, seperti tingkah laku
pimpinan atau tingkah laku individu yang berfungsi sebagai anggota kelompok. Sementara
itu, H. Bonner memberi rumusan interaksi sosial adalah hubungan antara dua atau
lebih individu manusia ketika kelakuan individu yang satu mempengaruhi,
merubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya.[6]
Dari pengetian tersebut dapat diartikan bahwa interksi sosial sangat berperan
penting dalam dinamika kelompok, karena interaksi sosial membawa pengaruh,
perubahan, dan memperbaiki kelakuan individu.
Tujuan interaksi dalam dinamika kelompok adalah untuk mempertahankan
kelompok agar tetap utuh, terpadu, berfungsi dengan baik dan untuk
mempertahankan kelompok agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
Agar interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan
kerjasama apabila masing-masing anggota kelompok:
1)
Mengerti akan tujuan yang dibebankan didalam kelompok
tersebut
2)
Adanya saling menghormati diantara anggota-anggotanya
3)
Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
4)
Adanya keterbukaan, toleransi, dan kejujuran diantara
anggota kelompok
D.
Manfaat Mempelajari Dinamika Kelompok
Berbagai pihak telah menyadari betapa pentingnya
mempelajari dinamika kelompok karena beberapa alasan berikut:[7]
a. Individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam
masyarakat
b. Individu tidak dapat pula bekerja sendiri
dalam memenuhi kehidupannya.
c. Dalam masyarakat yang besar, perlu adanya
pembagian kerja agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik. Hal itu bisa terjadi
apabila dikerjakan dalam kelompok kecil.
d. Masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik
apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan baik.
e. Semakin banyak diakui manfaat dari
penyelidikan yang ditujukan kepada kelompok-kelompok.
E.
Persoalan dalam Dinamika Kelompok
Dari pokok pengertian dinamika kelompok dapat ditarik
berbagai persoalan yang menjadi objek studi dinamika kelompok. Persoalan dalam
dinamika kelompok adalah semua gejala kejiwaan yang disebabkan oleh kehidupan
bersama dalam kelompok yang face to face. Ruth Benedict menjelaskan
bahwa persoalan yang ada dalam dinamika kelompok dapat diuraikan sebagai
berikut:[8]
a. Kohesi atau persatuan
Dalam persoalan kohesi akan dilihat tingkah laku anggota
dalam kelompok, seperti proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan,
nilai kelompok, dan sebagainya.
b. Motif atau dorongan
Persoalan motif ini berkisar pada interes anggota
terhadap kehidupan kelompok, seperti kesatuan berkelompok, tujuan bersama,
orientasi diri terhadap kelompok, dan sebagainya.
c. Struktur
Persoalan ini terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk
hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya.
d. Pimpinan
Persoalan pimpinan tidak kalah pentingnya pada kehidupan
kelompok, hal ini terlihat pada bentuk-bentuk kepemimpinan, sistem
kepemimpinan, tugas pemimpin dan sebagainya.
e. Perkembangan kelompok
Persoalan perkembangan kelompok dapat pula menentukan
kehidupan kelompok selanjutnya, dan ini terlihat pada perubahan dalam kelompok,
senangnya anggota tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok, dan
sebagainya.
F.
Unsur-unsur dalam Dinamika Kelompok
Kedinamisan suatu kelompok sangat ditentukan oleh
kedinamisan anggota kelompok melakukan interaksi dalam mencapai tujuan. Menilai
dinamika kelompok berarti juga menilai kekuatan atau gerak yang terdapat di
dalam kelompok yang menentukan prilaku kelompok dan anggotanya dalam mencapai
tujuan. Berikut ini beberapa unsur-unsur yang ada di dalam dinamika kelompok
yang mempengaruhi anggota maupun kelompok itu sendiri:[9]
a) Tujuan kelompok (group goal)
Tujuan kelompok merupakan gambaran tentang sesuatu hasil
yang diharapkan dapat dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok yang sangat jelas
diperlukan agar anggota dapat berbuat sesuatu sesuai dengan kebutuhan kelompok.
Keadaan ini menyebabkan kuatnya dinamika kelompok. Tujuan kelompok ini akan
menjadi suatu motivasi bagi anggota untuk melakukan kegiatan kelompok sehingga
pencapaian tujuan tersebut akan lebih efektif.
b) Struktur kelompok (group structure)
Struktur kelompok adalah suatu bentuk hubungan antara
individu-individu di dalam kelompok yang disesuaikan dengan posisi dan peranan
masing-masing individu. Struktur kelompok juga diartikan sebagai upaya kelompok
mengatur dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Contoh dari
struktur kelompok itu sendiri seperti struktur kekuasaan, struktur tugas atau
pembagian kerja, struktur komunikasi dan sebagainya. Namun yang terpenting
dalam struktur kelompok adalah terciptanya interaksi yang intensif diantara
anggota kelompok.
c) Fungsi tugas (task function)
Fungsi tugas adalah segala sesuatu yang harus dilakukan
oleh kelompok agar kelompok dapat menjalankan fungsinya sehingga tujuan
kelompok dapat tercapai.
d) Pembinaan dan pengembangan kelompok (group
building and maintenance)
Pembinaan dan pengembangan kelompok adalah segala macam
usaha yang dilakukan kelompok dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan
dirinya. Atau bisa dikatakan juga bahwa pembinaan dan pengembangan kelompok ini
juga berarti usaha-usaha untuk menjaga kehidupan kelompok.
e) Kekompakan kelompok (group cohesiveness)
Kekompakan kelompok adalah perasaan ketertarikan anggota
terhadap kelompok atau rasa memiliki kelompok. Kelompok yang anggota-anggotanya
kompak akan meningkatkan gairah bekerja sehingga para anggota lebih efektif dan
termotivasi untuk tetap berinteraksi satu sama lain. Kekompakan kelompok
dipengaruhi oleh besarnya komitmen para anggota. Komitmen ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kepemimpinan kelompok, keanggotaan kelompok,
homogenitas kelompok, tujuan kelompok, keterpaduan atau integrasi, kerjasama
dan besarnya kelompok.
f) Suasana kelompok (group atmosphere)
Suasana kelompok meliputi suasana hati atau irama atau
perasaan yang terdapat didalam kelompok. Suasana kelompok ini menyangkut moral,
sikap dan perasaan-perasaan yang umum terdapat dalam kelompok. Sebagai
indikatornya dapat dilihat pada sikap anggota, mereka bersemangat atau
sebaliknya apatis terhadap kegiatan dan kehidupan kelompok.
g) Tekanan pada kelompok (group pressure)
Tekanan pada kelompok adalah tekanan-tekanan dalam
kelompok yang menimbulkan ketegangan pada kelompok untuk menimbulkan dorongan
ataupun motivasi dalam mencapai tujuan kelompok. Fungsi tekanan pada kelompok
adalah membantu kelompok mencapai tujuan, mempertahankan dirinya sebagai
kelompok, dan sebagainya.
h) Keefektifan kelompok (group effectiveness)
Efektifitas kelompok adalah keberhasilan untuk
melaksanakan tugas-tugasnya dengan cepat dan berhasil baik serta memuaskan bagi
setiap anggota kelompok dalam rangka mencapai tujuan berikutnya.
Efektifitas kelompok mempunyai pengaruh timbal balik
dengan kedinamisan kelompok. Kelompok yang efektif mempunyai tingkat dinamika
yang tinggi, sebaliknya kelompok yang dinamis akan efektif mencapai
tujuan-tujuannya. Efektifitas dapat dilihat dari segi produktifitas, moral, dan
kepuasan anggota.
Tercapainya tujuan kelompok dapat digunakan sebagai
ukuran produktifitas kelompok; semangat dan sikap anggota dipakai sebagai
ukuran moral; dan keberhasilan anggota mencapai tujuan pribadi digunakan
sebagai ukuran kepuasan anggota. Semakin berhasil kelompok mencapai tujuannya,
semakin bangga anggota berasosiasi dengan kelompok itu dan semakin puas anggota
karena tujuan pribadinya tercapai. Dengan demikian kelompok akan semakin
efektif dan dinamika kelompok akan semakin tinggi.
i)
Maksud terselubung (hidden agenda)
Maksud terselubung merupakan perasaan yang terpendam,
baik di dalam diri anggota maupun di dalam kelompok. Agenda terselubung juga
bisa berupa keinginan-keinginan yang ingin dicapai oleh kelompok, tetapi tidak
dinyatakan secara formal (tertulis). Bisa diartikan lebih lanjut bahwa maksud
terselubung adalah emosional berupa perasaan, konflik, motif, harapan, aspirasi
dan pandangan yang tidak terungkap yang dimiliki oleh anggota kelompok.
Terpenuhinya maksud terselubung anggota akan mendorong semakin aktifnya anggota
kelompok dalam melaksanakan tugas dan kegiatan kelompok yang akan mendorong
semakin dinamisnya suatu kelompok.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karena itu tidak
mungkin untuk hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Baik itu
dalam keluarga, lingkungan, kantor dan sebagainya. Dinamika kelompok dapat
diartikan sebagai suatu kekuatan yang ada dalam kelompok. Dinamika kelompok
disini sebagai tolak ukur apakah suatu kelompok yang diikuti oleh seseorang
individu tersebut dinamis atau tidaknya. Karena semakin efektif suatu kelompok,
maka akan baik pula kualitas anggota-anggota di dalamnya.
B.
Saran
Setelah kita mempelajari tentang dinamika kelompok ini,
penulis berharap agar kita sebagai manusia tetap merasa bahwa diri kita kurang,
dan kita masih membutuhkan orang lain. Dengan kekayaan yang kita miliki belum
tentu membuat kita bahagia selalu, karena bahagia bukan hanya soal harta
melainkan bagaimana kita saling membantu dalam kehidupan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Mugi.
2001. TESIS: “Dinamika Kelompok dan Kemandirian Anggota Kelompok Tani dalam
Berusahatani di Kec. Poncorarno Kab. Kebumen Prov. Jawa Tengah”. Pasca
Sarjana: Universitas Sebelas Maret.
Rusmana,
Nandang. Konsep Dasar Dinamika Kelompok. PPB-UPI.
Sentosa,
Slamet. 2009. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.
T. Mass, Linda.
2004. Peranan Dinamika Kelompok dalam Meningkatkan Efektifitas Kerja Tim.
Universitas Sumatera Utara.