DI SUSUN OLEH :
- DARMAYADI ( 160301054 )
- MUHAMMAD YUSRON ( 160301059 )
- MUHAMMAD BADRI ( 160301031 )
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah Sejarah Filsafat Barat Klasik, Abad Pertengahan dan Modern. Tidak lupa saya ucapkan kepada Bapak Dosen yang telah membimbing kami dan teman-teman yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.
Mataram,
Penyusun
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah Sejarah Filsafat Barat Klasik, Abad Pertengahan dan Modern. Tidak lupa saya ucapkan kepada Bapak Dosen yang telah membimbing kami dan teman-teman yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin.
Mataram,
Penyusun
A. LATAR BELAKANG
Kita sering mendengar bahwa filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan. Sebagi induk dari ilmu pengetahuan tentunya filasafat merupakan titik awal dari perkembangan ilmu pengetahuan-ilmu pengetahuan yang sedang berkembang pesat pada saat ini.
Sejarah yang panjang mewarnai perkembangan filsafat yang dimulai dari zaman klasik, zaman pertengahan dan zaman modern hingga sekarang ini. Berbagai tokoh-tokoh filsafat barat menuangkan hasil pemikiran mereka demi kemajuan ilmu pengetahuan.
Lantas bagaimanakah sejarah perkembangan filsafat barat dari zaman klasik sampai zaman modern? Inilah yang akan dibahas di dalam makalah ini.
B. SEJARAH FILSAFAT BARAT
- Zaman Klasik
Filsafat, terutama filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaannya.[1]Fenomena ini menimbulkan suatu perubahan dalam proses berfikir dari mempercayai mitos-mitos yang berkembang ditengah masyarakat menjadi pemikiran yang lebih masuk akal.
Orang Yunani pertama yang bias diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta.[2] Para filsuf Miletus mempermasalahkan alam, bukan manusia yang dipermasalahkan. Menurut Thales azas pemula ini ialah air, yang dalam sifatnya yang bergerak-gerak merupakan azas kehidupan segala sesuatu.[3] Inilah pemikiran filsuf pada masa itu dan dilanjutkan dengan pilsuf-pilsuf yang lain seperti Phytagoras, Anaximander, Demokritus, Parmenides dan Heraklitus. Mereka itu biasanya disebut pilsuf pra Socrates.
Kemudian zaman Socrates (469-399 SM) ditandai dengan kemunculan kaum sofis yang berarti cendikiawan, atau diartikan dengan orang bayaran. Karena mereka mengajar dengan mengambil upah dan ini merupakan pekerjaan yang hina pada zaman itu.
Tokoh-tokoh pilsuf yang terkenal pada masa klasik antara lain :
- Socrates
Menurut Socrates, pengetahuan dapat diperoleh dengan melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang konkret dan beragam corak, namun masih termasuk dalam jenis yang sama. Unsur-unsur yang berbeda kemudian dihilangkan, sehingga tinggal unsur yang sama dan bersifat umum sebagai pengetahuan yang sejati. Dengan demikian, Socrates mengemukakan konsep: “Barangsiapa yang memiliki pengertian sejati, akan memiliki kebajikan (arête) atau keutamaan moral, sehingga dapat menjadi manusia yang sempurna”
- Plato (427 – 347 SM)
Plato merupakan murid setia Socrates. Titik tolak pemikiran filsafatnya adalah menentukan mana yang paling benar, pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman atau pengetahuan indra yang berubah-ubah (Heracleitos) atau pengetahuan yang didapatkan dari akal yang tetap (Parmenides). Di bidang politik, Plato memperkenalkan konsep penting, yang menyebutkan di dalam negara ideal terdapat tiga golongan sebagai berikut:
- Pemerintah sebagai golongan tertinggi (para penjaga, para filsuf)
- Prajurit sebagai golongan pembantu, yang menjaga keamanan negara dan ketaatan warganya
- Polis atau golongan rakyat biasa yang bertugas memikul ekonomi negara (petani, pedagang, tukang)
- Aristoteles (348 – 322 SM)
Aristoteles merupakam filsuf yang mengembangkan konsep logika (yang disebutnya sebagai analitika) dan etika. Di bidang ilmu pengetahuan, Aristoteles membangi ilmu pengetahuan menjadi:
- Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik)
- Ilmu pengetahuan produktif (teknik dan kesenian)
- Ilmu pengetahuan teoretik (fisika, matematika, dan metafisika)
Dari pemikiran-pemikiran pilsuf diatas bisa diambil ciri-ciri filsafat barat zaman klasik antara lain :
- Ilmu pengetahuan masih bersifat umum
- Kebanyakan masih memikirkan asal usul kehidupan
- Masih ada perbedaan pemikiran antara filsuf satu dengan yang lain
- Pembagian ilmu pengetahuan masih terbatas
C. Zaman Abad Pertengahan
Filsafat abad pertengahan disebut filsafat skolastik. Kata skolastik berasal dari kata school yang berarti sekolah. Pada masa ini biasanya disebut masa kegelapan karena pada masa itu gereja membelenggu kehidupan manusia. Masyarakat tidak lagi diberi kebebasan berfikir untuk mengembangkan potensinya. Semua hasil pemikiran manusia selalu diawasi oleh gereja, kalua ada pemikiran yang menyimpang dari gereja , mereka akan mendapatkan hukuman yang berat.
Awalnya, skolastik timbul di biara-biara tua di Gillia selatan. Pengaruhnya menyabar hingga ke Irlandia, Nederland, dan Jerman. Selanjutnya, pengaruh skolastik timbul disekolah –sekolah kapitel, yaitu sekolah yang dikaitkan dengan gereja.
Filsafat pada abad pertengahan terbagi ke dalam 3 (tiga) periode, yaitu :
- Awal skolastik
- Kejayaan skolastik
- Akhir skolastik[4]
- Awal skolastik
Sutarjo Wiramihardja mengatakan bahwa zaman ini berhubungan dengan terjadinya perpindahan penduduk, yaitu perpindahan bangsa Hun dari Asia ke Eropa sehingga bangsa Jerman pindah melewati perbatasan kekaisaran romawi yang secara politik sudah mengalami kemerosotan. Walaupun demikian masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad pertengahan yang mana sebelumnya merosot karena kuatnya dominasi golongan gereja[5].
Tokoh-tokoh filsafat pada masa ini adalah
- Agustinus (354-430 M)
Pemikirannya adalah dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan, yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama . kebanaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu yang dicipatakan oleh Allah dari yang tidak ada (creation ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa, dan yang terpenting adalah cinta pada Tuhan2
2. Santo Anselmus (1033-1109)
Ungkapan yang terkenal dari Santo Anselmus adalah credo ut intelligam(saya percaya agar saya paham )
3. Peter Abaelardus (1079-1142)
Kebebasan berfikir dieropa dipelopori oleh peter abaelardus. ia menginginkan kebebaasn berfikir dengan membalik dictum Augustinus-Anselmus, credo ut intelligam dan merumuskan pandangannya sendiri menjadi intelligo ut credom (saya paham supaya saya percaya).
- Kejayaan skolastik(1200-1300)
Pada masa ini bukan hanya filsuf kristiani saja yang berkrmbang tetapi juga pemikiran pada masa ini dipengaruhi oleh filsuf Islam. Masa ini juga disebut dengan masa berbunga karena muncul universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan ilmu pengetahuan.
Tokoh yang paling terkenal pada masa ini ialah Thomas Aquinas (1225-1274)
- Masa akhir skolastik (1300-1450 M)
Runtuhnya masa skolastik ditandai dengan pemikiran Willism Occam (1285-1349) dengan tulisan-tulisannya menyerang kekuasaan gereja dan teologi Kristen. William Occam merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi. Tuhan harus diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian, karena kepercayaan teologis tidak dapat mendeostrasikan[6].
Ciri-ciri filsafat abad pertengahan adalah:
- Filsafat sudah diajarkan pada sekolah-sekolah
- Adanya pengaruh gereja
- Pemikiran mereka berdasarkan keyakinan kepada doktrin gereja
D. Zaman Modern
Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat Modern. Pada masa ini rasionalisme semakin kuat.Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan Abad Pertengahan berhenti. Namun, dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance.Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa Modern.Sekalipun, memang tidak jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai masa Modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani–Romawi.Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani.Di bidang Filsafat, terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik.Aliran-aliran dari Plato dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan.Pada masa Renaissance ini tidak menghasilkan karya-karya yang penting.
Dari sudut pandang sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat.Filsafat Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf tampil dengan gaya dan argumentasinya yang khas. Argumentasi mereka pun tidak jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga yang sentimental. Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu: zaman Renaissans (Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung), dan zaman Romantik, khususnya periode Idealisme Jerman.
Ada beberapa tokoh yang menjadi perintis yang membuka jalan baru menuju perkembangan ilmiah yang modern. Mereka adalah Leonardo da Vinci (1452-1519),NicolausCopernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei(1564-1643).[1] Sedangkan Francis Bacon (1561-1623) merupakan filsuf yang meletakkan dasar filosofisnya untuk perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Dia merupakan bangsawan Inggris yang terkenal dengan karyanya yang bermaksud untuk menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu pengetahuan dengan teori baru.
Pada masa filsafat modern ini terdapat beberapa aliran yang berkembang pada masa itu, diantaranya yaitu:
- Idealisme
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa.ide-ide dan pikiran atau yangsejenis dengan itu.Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangansejarah pikiran manusia..
2. Materialisme
Materialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu.
Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama dimana-mana.Hal ini disebabkan bahwa faham Materialisme ini pada abad ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan (atheis) yang sudah diyakini mengatur budi masyarakat.Pada masa ini, kritikpun muncul di kalangan ulama-ulama barat yang menentang Materialisme.
3. Dualisme
Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu hakekat materi dan hakekat rohani. Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri sendiri, sama azazi dan abadi. Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini adalah terdapat dalam diri manusia.
4. Empirisme
5. Rasionalisme
Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal.Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
6.Fenomenalisme
Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau faham yang menganggapbahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala.Dia berbeda dengan seorang ahli ilmupositif yang mengumpulkan data, mencari korelasi dan fungsi, serta membuathukum-hukum dan teori.Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti.Hal yangmenampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan bidang evidensi yanglangsung.Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, “a way of looking atthings”.
7. Intusionalisme
Intusionalisme adalah suatu aliran atau faham yang menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.Intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang tidak didasarkan pada penalaran.Jadi Intuisi adalah non-analitik dan tidak didasarkan atau suatu pola berfikir tertentu dan sering bercampur aduk dengan perasaan.
E. KESIMPULAN
Filsafat barat muncul di Yunani pada abad ke 7 SM. Kemunculannya ditandai dengan perubahan pola pikir dari mitos-mitos ke pola pikir yang lebih rasional. Filsafat di Yunani muncul di kota Mileta. Tokoh-tokoh filsafat yang paling terkenal ialah Socrates, Plato dan Aristoteles.
Sejarah filsafat abad pertengahan ditandai dengan pengaruh doktrin gereja yang sangat besar pada waktu itu. Pemikiran harus sesuai dengan ajaran kristiani, kalau menyeleweng maka bisa dianggap murtad dari agama.
masa modern merupakan periode dimana berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan dan beradu dalam kancah pemikiran filosofis Barat.Filsafat Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf tampil dengan gaya dan argumentasinya yang khas. Argumentasi mereka pun tidak jarang yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga yang sentimental. Sejarah filsafat pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu: zaman Renaissans (Renaissance), zaman Pencerahan Budi (Aufklarung), dan zaman Romantik, khususnya periode Idealisme Jerman.
DAFTAR PUSTAKA
Mukkhtar Latif, Orientasi Kearah Pemahaman Filsafat Ilmu, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2014)
Bernard Delfgaauw, Sejarah Ringkas Perkembangan Filsafat Barat, (Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya, 1992)
Nina W. Syam, Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi,(Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2013)
konrad kebung, filsafat ilmu pengetahuan,(Jakarta : PT. Prestasi Putra Karya, 2016)
[1] Mukkhtar Latif, Orientasi Kearah Pemahaman Filsafat Ilmu, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2014), hal. 45.
[2] Ibid.
[3] Bernard Delfgaauw, Sejarah Ringkas Perkembangan Filsafat Barat, (Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya, 1992), hal. 4.
[4] Nina W. Syam,Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi,(Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2013), hal. 38.
[5] ibid
[6] Ibid. hal. 43