A.
Pendahuluan
Dalam proses
pendidikan tentu sangat diperlukan suatu perhitungan tentang kondisi dan
situasi dimana proses tersebut berlangsung. Dengan perhitungan tersebut, maka
proses pendidikan islam akan lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai,
karena segala sesuatunya telah direncanakan secara matang.
Namun,
yang kita lihat sekarang ini dari proses pendidikan islam di lingkungan kita
tidaklah seperti yang diharapkan. Antara pendidikan islam dengan pendidikan
umum seakan tak ada bedanya, sehingga aspek pembelajaran pendidikan islam tidak
tampak dan tidak sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
Itulah sebabnya
pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut pada masalah bagaimana melaksanakan
proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan dengan melihat situasi dan
kondisi yang ada, dan juga bagaimana agar dalam proses tersebut tidak terdapat
hambatan serta gangguan baik internal maupun eksternal yang menyangkut
kelembagaan atau lingkungan sekitarnya[1]
dengan mengenal metode - metode nya.
Bagaimanapun
baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan islam, ia tidak akan berarti
apa - apa, manakala tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam
mentransformasikannya kepada peserta didik.[2] Untuk mengkaji hal ini, maka penulis akan
membahasnya dalam pembahasan selanjutnya.
B.
Strategi
Pendidikan Islam
Dalam proses
pendidikan tentu sangat diperlukan suatu perhitungan tentang kondisi dan
situasi dimana proses tersebut berlangsung. Dengan perhitungan tersebut, maka
proses pendidikan islam akan lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai.
Itulah sebabnya pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut pada masalah
bagaimana melaksanakan proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan dengan
melihat situasi dan kondisi yang ada.
1.
Pengertian
Strategi Pendidikan Islam
Didalam kamus
bahasa Indonesia, strategi diartikan sebagai taktik atau rencana langkah-
langkah yang dilakukan secara sistematis dalam perang.[3] Strategi pendidikan
pada hakikatnya adalah pengetahuan atau seni mendayagunakan semua factor untuk
mengamankan sasaran kependidikan yang hendak dicapai melalui perencanaan dan
pengarahan dalam operasionalisasi sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan
yang ada.[4]
Dengan demikian, strategi pendidikan dapat diartikan sebagai kebijaksanaan dan
metode umum pelaksanaan proses kependidikan.[5]
2.
Jenis
Strategi Pendidikan Islam
Adapun strategi
pendidikan islam itu adalah seperti yang ditunjukkan dalam firman Allah SWT,
antara lain:
a.
Surat Al-Qashash ayat 77
إِلَيْكَ
اللَّهُ أَحْسَنَ كَمَا وَأَحْسِن نْيَاالدُّ مِنَ نَصِيبَكَ تَنسَ وَلَا الْآخِرَةَ
الدَّارَ اللَّهُ آتَاكَ فِيمَا وَابْتَغِ
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat
dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu
lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu”
b. Surat
Almujadalah ayat 11
دَرَجَاتٍ
الْعِلْمَ أُوتُوا وَالَّذِينَ مِنكُمْ آمَنُوا الَّذِينَ اللَّهُ يَرْفَعِ
“Allah
akan Mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat”
Dengan dasar
petunjuk Allah sebagaimana yang tersirat dalam firman-Nya, maka strategi
pendidikan islam harus mencakup ruang lingkup pembinaan keimanan, akhlakul karimah dan ilmu
pengetahuan tentang kehidupan duniawi dan ukhrawi. Dalam strategi pendidikan inilah
segala perencanaan program sampai dengan pelaksanaannya dirumuskan secara feasible, acceptable, sehingga out put
yang diharapkan akan benar- benar sesuai dengan tujuan pendidikan.[6]
C.
Metode
Pendidikan Islam
Pendidikan islam
dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat untuk menghantarkan kegiatan
pendidikannya kearah tujuan yang dicita-citakan. Bagaimanapun baik dan
sempurnanya suatu kurikulum pendidikan islam, ia tidak akan berarti apa - apa,
manakala tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam mentransformasikannya
kepada peserta didik. Hal ini berarti bahwa metode termasuk persoalan yang
esensial, karena tujuan pendidikan islam itu akan tercapai secara tepat guna
manakala jalan yang ditempuh menuju cita-cita tersebut benar-benar tepat.[7]
1.
Pengertian
Metode Pendidikan Islam
Istilah
“ Metode” terdiri dari 2 kosa kata, yaitu meta yang berarti melalui dan hodos
yang berarti jalan. Jadi, metode berarti jalan yang dilalui.[8] Metode
ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian” cara yang paling
tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.[9]
Bila dikaitkan
dengan proses kependidikan islam, maka metode berarti suatu proses yang
dipergunakan pendidik dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, Ahmad
Tafsir, secara umum membatasi bahwa metode pendidikan ialah semua cara yang
digunakan dalam upaya mendidik.[10] Jadi,
metode pendidikan islam adalah cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik
untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam agar materi pendidikan
islam tersebut dapat dengan mudah diterima oleh anak didik.
2.
Tujuan,
Tugas, dan Fungsi Metode Pendidikan Islam
Pendidik dalam
proses pendidikan islam tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah materi
yang akan diberikan kepada peserta didiknya, tetapi juga harus menguasai
berbagai metode dan teknik pendidikan guna kelangsungan transformasi dan
internalisasi mata pelajaran.
Tujuan diadakan
metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar agama islam lebih
berhasil dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan
ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta
didik secara mantap. Adapun fungsi metode pendidikan islam adalah mengarahkan
keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar
berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar
mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Disamping itu, fungsi dari
metode pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses
hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik seiring dengan tujuan
pendidikan islam.[11]
Tugas utama
metode pendidikan islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis
dan pedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi
melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami,
menghayati, dan meyakini materi yang diberikan, serta meningkatkan keterampilan
olah pikir. Selain itu, tugas dari metode itu adalah membuat perubahan dalam
sikap dan minat serta memenuhi nilai dan norma yang berhubungan dengan
pelajaran dan perubahan dalam pribadi dan bagaimana factor –faktor tersebut
diharapkan menjadi pendorong kearah perbuatan yang nyata.[12]
3.
Prosedur
pembuatan metode pendidikan islam
Prosedur
pembuatan metode pendidikan islam adalah dengan memperhatikan factor-faktor
yang mempengaruhinya, yang meliputi:
a. Tujuan
pendidikan islam
b. Peserta
didik
c. Situasi
d. Fasilitas
e. Pribadi
pendidik
a. Asas
motivasi yaitu membangkitkan perhatian peserta didik kearah bahan pelajaran
yang sedang disajikan
b. Asas
aktivitas, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk ambil bagian
secara aktif dan kreatif dalam seluruh kegiatan pendidikan yang dilaksanakan
c. Asas
apersepsi, yaitu mengupayakan respon-respon tertentu dari peserta didik
sehingga mereka memperoleh perubahan pada tingkah laku, perbendaharaan konsep,
dan kekayaan akan informasi
d. Asas
peragaan, yaitu memberikan variasi dalam cara-cara mengajar dengan mewujudkan
bahan yang diajarkan secara nyata
e. Asas
ulangan, yaitu usaha untuk mengetahui taraf kemajuan atau keberhasilan belajar
peserta didik dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
f. Asas
korelasi, yaitu menghubungkan suatu bahan pelajaran dengan bahan pelajaran
lainnya, sehingga membentuk mata rantai yang erat
g. Asas
konsentrasi, yaitu memfokuskan pada suatu pokok masalah tertentu dari
keseluruhan bahan pelajaran untuk melaksanakan tujuan pendidikan serta
memperhatikan peserta didik dalam segala aspeknya
h. Asas
individualisasi, yaitu memperhatikan perbedaan-perbedaan individual peserta
didik
i.
Asas sosialisasi, yaitu
menciptakan situasi social yang membangkitkan semangat kerja sama antara
peserta didik dengan pendidik atau sesama peserta didik dan masyarakat, dalam
menerima pelajaran agar lebih berdaya guna
j.
Asas evaluasi, yaitu
memperhatikan hasil dari penilaian kemampuan yang dimiliki peserta didik
sebagai umpan balik pendidik dalam memperbaiki cara mengajar
k. Asas
kebebasan, yaitu memberiakn keleluasaan keinginan dan tindakan bagi peserta
didik dengan dibatasi atas kebebasan yang mengacu pada hal-hal yang positif
l.
Asas lingkungan, yaitu
menentukan metode dengan berpijak pada pengaruh lingkungan akibat interaksi
dengan lingkungan
m. Asas
globalisasi, yaitu memperhatikan reaksi peserta didik terhadap lingkungan
secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual tetapi juga secara fisik,
social dan sebagainya
n. Asas
pusat-pusat minat, yaitu memperhatikan kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan
suatu yang berharga bagi seseorang
o. Asas
ketauladanan, yaitu memberikan contoh terbaik untuk ditiru dan ditauladani
peserta didik
p. Asas
pembiasaan, yaitu memberikan hal-hal positif dalam diri peserta didik sebagai
upaya praktis dalam pembinaan mereka.
a. Keseluruhan
proses penerapannya didasarkan pada nilai-nilai asasi islam sebagai ajaran yang
universal
b. Proses
pembentukan, penerapan, dan pengembangannya tidak dapat dipisahkan dengan
konsep al akhlak alkarimah
c. Bersifat
luwes dan fleksible
d. Bersungguh-sungguh
dalam menyeimbangkan antara teori dan praktek
e. Menekankan
kebebasan peserta didik untuk berkreasi dan mengambil prakarsa dalam
batas-batas kesopanan dan akhlakul karimah
f. Menekankan
nilai-nilai keteladanan dan kebebasan pendidik dalam menggunakan serta
mengkombinasikan berbagai metode pendidikan yang ada dalam mencapai tujuan
pengajarannya
g. Berupaya
menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya interaksi
edukatif yang kondusif
h. Metode
pendidikan islam merupakan usaha untuk memudahkan proses pengajaran dalam
mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
6.
Metode-Metode
Pendidikan Islam[15]
Metode pendidikan islam
secara formal yang dikemukakan oleh al syaibany yaitu:
a. Metode
induksi (kesimpulan)
b. Metode
qiyasiah
c. Metode
kuliah
d. Metode
dialog
e. Metode
halaqah
f. Metode
riwayat
g. Metode
mendengar
h. Metode
membaca
i.
Metode Imla’
j.
Metode hafalan
k. Metode
pemahaman
l.
Metode pariwisata
A.
Kesimpulan
Dalam proses pendidikan haruslah disusun
strategi dan metode-metode tertentu agar apa yang di harapkan sesuai dengan
tujuan pendidikan, begitu juga halnya dengan pendidikan islam. Strategi
pendidikan islam harus mencakup ruang lingkup pembinaan keimanan, akhlakul karimah dan ilmu
pengetahuan tentang kehidupan duniawi dan ukhrawi. Adapun metode pendidikan
islam, harus digali, didayagunakan, dan dikembangkan dengan mengacu pada
asas-asas pelaksanaannya.
Al syaibani mengungkapkan diantara metode yang
dapat digunakan yaitu: Metode induksi (kesimpulan), Metode qiyasiah, Metode
kuliah, Metode dialog, Metode halaqah, Metode riwayat, Metode mendengar, Metode
membaca, Metode Imla’, Metode hafalan, Metode pemahaman, Metode pariwisata. Dalam
metode ini sangat dituntut sikap arif dan bijaksana dari para pendidik dalam
memilih dan menerapkan metode pendidikan yang relevan dengan situasi dan
kondisi sehingga tujuan yang diinginkan tadi dapat tercapai secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi
Aksara, 1994
Mujib, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010
Nizar ,Samsul, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,
Jakarta: Ciputat Pers , 2002
Tafsir,Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1999
Windy
Novia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
Surabaya: Kashiko Publisher
[1] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1994), hlm.57
[2] Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan
Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Pers , 2002), hlm. 65
[3] Windy Novia, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
(Surabaya: Kashiko Publisher), hlm. 559
[4] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1994), hlm.58
[5] Mudhafir MsC, Teknologi Instruksional, hlm. 79
[6] H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1994), hlm.58-60
[7] Abdurrahman Saleh
Abdullah, Teori-Teori Pendidikan
Berdasarkan Al-quran, Terj. HM.Arifin, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990),
hlm.197
[8] H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:
Bina Aksara,1987), hlm.97
[9] Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm.9
[10] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992),hlm.131
[11] Abdul Mujib, Ilmu Pendidkan Islam, (Jakarta:
Kencana, 2010), hlm.167-168
[12] Mahfudz Shalahuddin, Metodologi Pendidikan Agama, ( Surabaya:
Bina Ilmu, 1987), hlm. 24-25
[13] Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan
Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Pers , 2002), hlm. 69-70
[14] Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan
Historis, Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Pers , 2002), hlm. 70-71
[15] Omar Muhammad Al
Thoumy Al Syaibany, Falsafah Pendidikan
Islam,(Jakarta: Bulan Bintang, 1979),hlm. 561-582